Balada tentang seorang manusia yang ingin mencari kemudahan hidup dengan menempuh jalur magis dan berakhir dengan kesulitan lainnya.
Pemilihan diksi yang sederhana dan sedikit menyeleweng dari logika, menambah kesan magis lagu ini. Secara musikal lagu ini mengusung nuansa petualangan. Dengan beberapa selipan scale dorian yang memperkuat nuansa bertualang juga beberapa ritmis yang khas.
Lagu ini juga memperkenalkan warna baru dari karya karya The Makmoors yang sebelumnya.
The Makmoors dibentuk pada tahun 2010 di Tanjungsari, Jawa Barat. Saat itu bernama Insyaallah Makmur, namun pada awal tahun 2021 baru berganti nama menjadi The Makmoors.
Sekumpulan orang yang kurang hiburan tetapi menyukai jenis musik berbeda-beda, ada yang suka Punk, Ska, Pop, Rock, Reggae, Metal dan bahkan Musik Tradisional. Banyaknya referensi genre yang tertuang diband ini kami tak bisa memfokuskan pada satu genre saja karena karakter setiap personil berbeda, kami menyebutnya musik seadanya.
Kini beranggotakan Ben pada Vokal, Ganjar pada Bass, Obirek pada Drum, Mo-o dan Syam pada Gitar serta Bagus sebagai Back Vokal yang menyukai dan mengambil genre Ska Punk dan terinspirasi oleh Rancid, The Special, Bad Manners, Desmon Deker, Tim Amstrong, Time Bomb, The Interrupters dan banyak lagi.
Pernah mengeluarkan album kompilasi bertajuk “Thank’s To Metronome” dengan lagu-lagu hit diantaranya Naek Munding, Sadia Lotek, Hayang Dahar Jeung Daging Hayam.
Ditahun 2021 The Makmoors memberikan lagu-lagu yang lebih segar.
