Satu tahun berlalu, masa pandemi belum benar-benar usai. Meski masih diliputi ketidakpastian, bertahan menjadi salah satu hal yang perlu dilakukan oleh semua orang, melalui caranya masing-masing.
Hal tersebut juga dilakukan oleh The Sailors dengan mengeluarkan sejumlah single. Sebelumnya di pertengahan tahun 2020, The Sailors yang hanya beranggotakan Pradana Samara sendiri telah mengeluarkan single yang berjudul ‘Wanderer Rhapsody’. Dalam produksi single tersebut, Pradana Samara atau yang akrab dipanggil Dana merekonstruksi lagu yang pernah dirilisnya pada awal tahun 2015.
Kemudian, pada akhir 2020 Dana menepati rencananya untuk merilis sebuah single lagi. Namun, single yang ia rilis merupakan karya yang digubah ulang, yang pernah dirilis pada tahun 2018. ‘Golden Hours’ menjadi lebih baik dan sesuai keinginan Dana sebagai penyanyi solo.
Berganti tahun, pada awal 2021 ini Dana kembali merealisasikan rencananya yang telah lama ia susun. Selama berkiprah, The Sailors belum pernah melakukan kolaborasi dengan musisi manapun. Kemudian, Dana mencoba untuk menggabungkan ide-idenya dengan Illona Acintyajovita untuk membuat sebuah lagu.
Jika ditarik kebelakang, awal mula pertemuan Dana dengan Illona Acintyajovita atau Illona adalah saat Dana menjadi bagian dari Illona ATSP sebagai gitaris.
“Dulu itu sempat satu setengah tahun Dana jadi gitaris di Illona ATSP. Terus ada satu album dari Illona ATSP yang akan dirilis itu yang ngisi part gitar itu Dana. Terus dinamika selama satu tahun itu jelas menghasilkan sesuatu,” jelas Illona.
Setelah melakukan beberapa kali sesi workshop, Illona sempat mengajukan draft lirik kepada teman-temannya untuk dirangkai menjadi sebuah lagu dengan Illona ATSP. Namun, draft tersebut belum sempat menjadi sebuah lagu utuh. Kemudian Dana harus meninggalkan Illona dan teman-temannya di ATSP untuk berkonsentrasi dengan band-nya sendiri.
“Aku waktu itu punya lirik tentunya liriknya mengalami perubahan selama dua tahun, dan sebenarnya musiknya juga berbeda dengan yang sekarang akan dirilis. Namun, setelah selesai Dana memutuskan untuk berkarya sendiri- sendiri,” tambah Illona.
Di penghujung tahun 2020, selama pandemi masih berlangsung, Dana berinisiatif untuk merespon lirik yang diajukan Illona tersebut dengan konsep yang lebih matang.
“Karena ada satu momen, 2020 waktu pandemi itu, Dana menghubungi buat mengganti beberapa teknis di lagu itu. Karena waktu itu Dana kurang sreg dengan lagu itu,” jelasIllona.
Setelah melalui dinamika selama kurang lebih dua tahun, Dana dan Illona membuat lagu tersebut menjadi lebih matang. Seperti dibagian teknis vokal, Dana mengubah beberapa part dari lagu tersebut. Dalam penggarapan lagu ini, Dana mendapatkan inspirasi darimusisi favoritnya, John Mayer di album ‘Born and Raised’.
“Untuk line-line vokal kita mengerjakan bersama. Aku misalkan membuat beberapa bagan saja. Aku cukup senang sama John Mayer di album ‘Born and Raised’. Di album itu, adalah pengingat John Mayer yang pernah jatuh,” ungkap Dana.
Sedangkan untuk penulisan lirik, Illona bercerita bahwa pada saat itu ia memang merasakan apa yang ada di lagu Jeda ini. Tidak hanya itu, Illona juga sering melakukan diskusi dengan beberapa teman-temannya untuk berbagai cerita, dimana cerita-cerita tersebut kemudian diresponnya menjadi sebuah lirik.
“Pasti pertama pengalaman pribadi, biasanya aku lebih kearah observe dan aku basisnya seneng menulis satu larik atau dua larik. Namun, ketika itu jadi banyak bisa jadi puisi atau lagu. Nah, kalau Jeda sendiri waktu itu kebanyakan emang pengalaman sendiri dan teman-teman sering cerita dan mendapatkan inspirasi dari orang-orang yang sempat bercerita dengan kondisi serupa,” ucap Illona.
“Sedangkan untuk lebih dalam lagi, sebenarnya lebih kearah metode pernapasan. Ada beberapa titik tertentu, untuk memberi ruang untuk diri kita sesimpel untuk bernapas dan itu menarik untuk menambah insight untuk menulis lirik di lagu ini,” tambah Illona.
Secara keseluruhan, lagu Jeda juga termasuk proses pendewasaan untuk Dana sendiri dalam merespon sebuah suasana. Dalam lagu ini, Dana ingin menyampaikan sebuah kegelisahan dengan lebih dewasa.
“Perubahan mood dari dua tahun lalu dari ketukan birama dan lain-lain. Secara teknis moodnya nggak swingy dan sekarang lebih tight. Dan tentunya ingin menyampaikan kegelisahan namun tidak dalam suasana gelap,” ucap Dana.